- Video : Letusan Matahari Terbesar Tahun Ini
Hari Selasa 9 Agustus 2011 lalu, matahari menyemburkan lidah-lidah apinya / solar flare dini hari pada pukul 03:48 EDT atau 8 Agustus sekitar pukul 14:48 WIB. Ledakan dengan skala X6.9, dimana lebih kuat daripada yang terlihat pada tahun sebelumnya.Melalui penangkapan Solar Dynamics Observatory milik NASA dan diukur oleh satelit NOAA GOES, ledakan matahari pagi itu sudah pasti merupakan ledakan terkuat dari siklus matahari saat ini. Dengan skala X6.9, tiga kali (penuh) lebih kuat dari sebelumnya yaitu X2.2 yang diukur kembali pada Februari lalu.
NASA memperingatkan bahwa hal itu dapat menyebabkan gangguan komunikasi radio dan beberapa pemadaman, dan mungkin sesuatu yang lebih buruk. Untungnya, semburan radiasi raksasa tersebut tidak dapat melewati atmosfer bumi untuk menyakiti manusia.
Dalam kasus ini, tampak pembakaran yang cukup kuat sehingga berpotensi untuk menyebabkan pemadaman radio dan beberapa alat komunikasi. Hal ini juga meningkatkan radiasi matahari, dan cukup mempengaruhi manusia di ruang angkasa jika mereka tidak melindungi diri mereka sendiri.
- Sudah Siap Hadapi Badai Matahari?
Jika pada 7 Juni 2011 lalu Matahari mengeluarkan semburan lidah-lidah apinya, maka sesuatu hal serupa yang pernah dilakukan sebelumnya akan terjadi lagi.Badai Matahari akan menerjang bumi 18 jam setelah letusan matahari dengan kekuatan luarbiasa.
Ketika sekelompok awan bermuatan partikel yang disebut Coronal Mass Ejection (CME) menghantam Bumi, jaringan listrik di Bumi akan mengalami gangguan di seluruh dunia.
Seluruh perangkat elektronik akan dihancurkan. Sistem penerangan tidak kita peroleh.
Makanan pun akan rusak/basi, sehingga jika perusahaan makanan tak menyiasati resiko ini maka akan mengalami kerugian besar sebab sistem transportasipun akan ditutup. Untuk beberapa minggu, generator cadangan yang ada pada pembangkit tenaga nuklir akan turun.
Beberapa kebocoran akan terjadi. Meskipun CME bisa menyerang kapan saja, mereka berkorelasi erat ke puncak tertinggi dalam 11 tahun (siklus sunspot). Dan siklus yang sekarang akan mencapai puncaknya pada bulan Juli 2013.
CME terkuat yang tercatat dalam sejarah terjadinya puncak siklus matahari, mirip dengan paparan salah satu ilmuwan yang memprediksikan pada tahun 2013.
Carrington Event, menyebutkan pada tahun 1859 muatan listrik di AS operator telegraf terganggu dan mesin pengaturnya terbakar. Sebuah CME pada tahun 1921 radio di seluruh Pantai Timur dan operasi telepon di sebagian besar Eropa mengalami gangguan.
Sebagai contoh, sebulan sebelum pabrik Fukushima di Jepang ditutup pada bulan Maret 1921, Foundation for Resilient Societie (komite perindustrian), mengajukan petisi ke U.S. Nuclear Regulatory Commission (Komisi Pengaturan Nuklir AS) agar merekomendasikan sistem cadangan pembangkit nuklir darurat.
Petisi itu mengklaim bahwa badai matahari yang parah akan jauh lebih buruk daripada gempa 9,0 skala richter dan bisa meninggalkan sekitar dua pertiga dari pembangkit nuklir negara itu tanpa listrik selama satu sampai dua tahun.
Jika dunia akan mencegah gelombang dari CME, itu akan sangat mahal. Maka dengan peringatan yang cukup tentunya bukan beberapa jam sebelumnya.
Sehingga perusahaan listrik bisa menutup transformator secara keseluruhan, dan mengubahnya kembali setelah badai Matahari berlalu. Sebab, mematikan jaringan listrik pada skala besar akan memakan biaya hingga miliaran.
Oktober 2010 lalu, para ilmuwan NASA meluncurkan Solar Shield Program yang berfungsi untuk memantau dan memprediksi letusan solar flare (badai matahari). Sistem ini menggunakan sebuah satelit yang diluncurkan pada tahun 1997 dan dirancang untuk jangka waktu lima tahun.
Dalam hal ini, tidak ada satupun negara lain yang memiliki sesuatu hal serupa, ataupun sebagai innovasinya.
Thomas Popik, penulis petisi NRC (Nuclear Regulatory Commission), mengatakan bahwa badai matahari besar akan terjadi, oleh karena itu perlu adanya membangun perlindungan terhadap 100-tahun badai matahari.
photo by NASA
Ilmuwan Menemukan 16 Super-Earth
Astronom Eropa mengumumkan Senin kemarin bahwa mereka menemukan 50 planet baru, 16 diantaranya adalah Super-Earth, dan ada satu yang berpotensi besar bisa dihuni.
Keberadaanexoplanettersebut di luar tata surya kita dilaporkan saat rapat Extreme Solar Systems di Wyoming Grand Teton National Park. Para astronom tersebut menemukan planet tersebut dengan bantuan teleskop High Accuracy Radical velocity Planet Searcher (HARPS) di Cili. Selama 8 tahun terakhir ini, alat tersebut membantu menemukan sekitar 150 planet baru.Dari semua Super-Earth yang ada, salah satunya yang bernama HD 85512 b, diperkirakan memiliki massa sekitar 3,6 kali lebih besar dari bumi kita. Planet tersebut juga cukup dekat dengan bintangnya sehingga air berbentuk cairan mungkin ada.Michel Mayor dari University of Geneva, Swiss, dan juga pemimpin tim HARPS mengatakan, kemampuan HARPS dalam mendeteksi HD 85512 b membuktikan kemungkinan penemuan Super-Earth yang memiliki bintang seperti matahari.HD 85512 b berjarak 35 tahun cahaya di konstelasi Vela. Temperatur planet tersebut diperkirakan sekitar 25 derajat Celsius atau 77 derajat Fahrenheit, Lisa Kaltanegger dari Max Planck Institute di Jerman mengatakan kepada The Associated Press, planet tersebut akan lembab dan mencapai temperatur sekitar 49 derajat Celsius atau 120 derajat Fahrenheit. (via Mashable)Read Also
Ilmuwan Menemukan 16 Super-Earth
Astronom Eropa mengumumkan Senin kemarin bahwa mereka menemukan 50 planet baru, 16 diantaranya adalah Super-Earth, dan ada satu yang berpotensi besar bisa dihuni.
Keberadaanexoplanettersebut di luar tata surya kita dilaporkan saat rapat Extreme Solar Systems di Wyoming Grand Teton National Park. Para astronom tersebut menemukan planet tersebut dengan bantuan teleskop High Accuracy Radical velocity Planet Searcher (HARPS) di Cili. Selama 8 tahun terakhir ini, alat tersebut membantu menemukan sekitar 150 planet baru.Dari semua Super-Earth yang ada, salah satunya yang bernama HD 85512 b, diperkirakan memiliki massa sekitar 3,6 kali lebih besar dari bumi kita. Planet tersebut juga cukup dekat dengan bintangnya sehingga air berbentuk cairan mungkin ada.
Michel Mayor dari University of Geneva, Swiss, dan juga pemimpin tim HARPS mengatakan, kemampuan HARPS dalam mendeteksi HD 85512 b membuktikan kemungkinan penemuan Super-Earth yang memiliki bintang seperti matahari.
HD 85512 b berjarak 35 tahun cahaya di konstelasi Vela. Temperatur planet tersebut diperkirakan sekitar 25 derajat Celsius atau 77 derajat Fahrenheit, Lisa Kaltanegger dari Max Planck Institute di Jerman mengatakan kepada The Associated Press, planet tersebut akan lembab dan mencapai temperatur sekitar 49 derajat Celsius atau 120 derajat Fahrenheit. (via Mashable)
Read AlsoNASA Menemukan Planet Yang Mengorbit Dua Matahari
Astronom di NASA, melalui pesawat ulang-aliknya Kepler, dalam Kepler Mission pada Kamis kemarin menemukan planet yang unik, yaitu planet yang mengorbit pada dua matahari. Planet itu diberi nama Kepler 16 (AB)-b, namun beberapa astronom secara tidak resmi memberinya nama Tatooine, nama planet terkenal di Star Wars.
NASA pun mendiskusikan ini dengan penyelia efek visual dari Industrial Light and Magic, anak perusahaan divisi Lucasfilm, John Knoll, dan dia mengatakan, sains lebih aneh dan keren dari fiksi, dan mungkin Tatooine sungguhan benar-benar ada.Tapi bukan planet ini (Kepler 16(AB)-b) dimana planet ini adalah kumpulan gas, mirip dengan Saturnus dalam ukurannya, serta temperatur permukaannya bervariasi antara -150 derajat Fahrenheit ke -100 di suhu yang hangat.“Tatooine” ini terletak 200 tahun cahaya dan berada di konstelasi Cygnus. Lihatvideo mengenai planet tersebut disini. (via Mashable)
NASA Merilis Aplikasi Eyes On The Solar System
NASA merilis aplikasi berlingkungan 3D yang dijalankan di web browser dan anda bisa melihat versi 3D dari sistem solar. Aplikasi ini menggunakan teknologi video game dan anda bisa melihat daerah mana saja dari sistem solar kita, mempercepat gerakan perputaran planet-planet, satelitnya, atau juga pesawat ruang angkasa NASA.
Aplikasi Eyes on the Solar System membutuhkan aplikasi Unity Web Player (tersedia untuk Mac dan Windows). Setelah anda menginstalnya, anda langsung bisa melihat keindahan planet-planet di tata surya ini.Menurut NASA, ini adalah pertama kalinya masyarakat publik bisa melihat keseluruhan sistem solar secara real time, seperti yang dikutip dari Jim Green, Direktur Divisi Planetary Science NASA di Washington. Ini membuktikan komitmen NASA membagi ilmu pengetahuan untuk siapapun. Tertarik? Kunjungi dan unduh aplikasinya disini dan lihat video demonya dibawah ini. (via Mashable)
NASA Menemukan Planet Yang Mengorbit Dua Matahari
Astronom di NASA, melalui pesawat ulang-aliknya Kepler, dalam Kepler Mission pada Kamis kemarin menemukan planet yang unik, yaitu planet yang mengorbit pada dua matahari. Planet itu diberi nama Kepler 16 (AB)-b, namun beberapa astronom secara tidak resmi memberinya nama Tatooine, nama planet terkenal di Star Wars.
NASA pun mendiskusikan ini dengan penyelia efek visual dari Industrial Light and Magic, anak perusahaan divisi Lucasfilm, John Knoll, dan dia mengatakan, sains lebih aneh dan keren dari fiksi, dan mungkin Tatooine sungguhan benar-benar ada.
Tapi bukan planet ini (Kepler 16(AB)-b) dimana planet ini adalah kumpulan gas, mirip dengan Saturnus dalam ukurannya, serta temperatur permukaannya bervariasi antara -150 derajat Fahrenheit ke -100 di suhu yang hangat.
“Tatooine” ini terletak 200 tahun cahaya dan berada di konstelasi Cygnus. Lihatvideo mengenai planet tersebut disini. (via Mashable)
NASA Merilis Aplikasi Eyes On The Solar System
NASA Merilis Aplikasi Eyes On The Solar System
NASA merilis aplikasi berlingkungan 3D yang dijalankan di web browser dan anda bisa melihat versi 3D dari sistem solar. Aplikasi ini menggunakan teknologi video game dan anda bisa melihat daerah mana saja dari sistem solar kita, mempercepat gerakan perputaran planet-planet, satelitnya, atau juga pesawat ruang angkasa NASA.
Aplikasi Eyes on the Solar System membutuhkan aplikasi Unity Web Player (tersedia untuk Mac dan Windows). Setelah anda menginstalnya, anda langsung bisa melihat keindahan planet-planet di tata surya ini.
Menurut NASA, ini adalah pertama kalinya masyarakat publik bisa melihat keseluruhan sistem solar secara real time, seperti yang dikutip dari Jim Green, Direktur Divisi Planetary Science NASA di Washington. Ini membuktikan komitmen NASA membagi ilmu pengetahuan untuk siapapun. Tertarik? Kunjungi dan unduh aplikasinya disini dan lihat video demonya dibawah ini. (via Mashable)
